Idul Fitri 1439H (15 Juni 2018)
Pekerjaan yang biasanya dilakukan Bibi. Di hari raya punya cerita lain. Malam sebelum tidur keadaan rumah mamah harus rapi dan bersih. Karena esok pagi akan kembali berantakan hehehe. Inilah moment membahagiakan bagi Ayah. Istrinya olahraga hingga keringat bercucuran di seluruh badan. Qiqiqi.
Rutinitas yang luar biasa ketika hari raya ini, di mana Bibi libur, ponakan berkumpul,akan bersama, main bersama di dalam rumah, harusnya capek, tapi justru moment ini selalu membuat saya haru.
Tenaga saya amat dibutuhkan demi kelancaran rutinitas libur lebaran. Juga waktu me time say dengan ikut bertakbir sambil menyapu rumah. MasyaAllah. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kau dustakan? Hati bergetar seiring takbir berkumandang dari mesjid seantero kampung.
Tak terasa air mata membasahi wajah. Mengingat begitu banyak dosa yang dikerjakan. Begitu banyak tanggungjawab yang terlalaikan. Janji yang belum ditepati. Hutang yang belum terbayarkan. Semangat yang naik turun. Cinta yang belum tersebar.
Banyaknya peran yang diemban. Beban yang sakin berat. Harusnya menjadi sangat ringan karena banyaknya waktu terhabiskan dengan dunia maya. Astaghfirullah.
Sosial media sebaik-baiknya tempat promosi, membentuk branding, tempat belajar. Kenyataan tidak seindah harapan. Sosial media menjadi ajang kepo, pamer, nyinyir, dan entahlah. Mengurangi screen time jauh lebih baik. Evaluasi diri dan berkarya demi masyarakat adalah kunci. Paling tidak bermanfaat mengukir sejarah bagi diri sendiri dan keluarga.
Pengajar kelas kehamilan, doula, konselor menyusui, blogger amatir, vlogger receh, menjadi pengisi waktu dibanding menghabiskan waktu kepo pada orang lain. Saya bahagia. Waktu menjadi berfaedah. Obrolan bergizi daripada gosip remah rempeyek.
Semoga hari-hari baru setelah Idul Fitri 1439H berikutnya membuat diri ini jauh lebih bermanfaat baik sebagai istri, ibu, pengajar, teman, anak, owner. Karena tujuan hidup saya adalah masuk syurga Allah SWT bersama keluarga tercinta dan orang-orang yang menyayangi saya. Keluarga adalah tempat belajar menjadi menusia yang memanusiakan manusia. Ibu adalah kunci keberhasilan keluarga. Tonggak disiplin diberlakukan. Kualitas anak tergantung pengasuhan ayah dan ibu. Saya dan suami masih terus belajar menjadi orang tua, teman dan sahabat anak sendiri. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dalam perjalanan kami menuju syurgaNya. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar