Kontraksi Melahirkan Seperti Apa Rasanya
Anak adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita. Tidak lengkap kebahagiaan keluarga tanpa kehadiran anak. Betapa bahagianya perasaan seorang ibu yang sedang hamil karena tidak lama lagi akan hadir seorang anak yang melengkapi kebahagiaan rumah tangganya.
Kehamilan merupakan salah satu periode yang akan dialami oleh hampir semua wanita dalam hidupnya. Karena periode ini merupakan peristiwa fisiologis alami di mana seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sperma selama kurang lebih 280 hari atau 40 minggu terhitung sejak hari pertama menstruasi terakhir. Kehamilan bisa menimbulkan perubahan kondisi fisik dan fluktuasi emosi bagi wanita yang mengalaminya. Perubahan fisik dan emosi ini sebenarnya merupakan kondisi normal yang hampir mirip dengan kondisi menjelang masa haid. Perubahan fisik tersebut misalnya bentuk tubuh yang lebih berisi, perut yang semakin membesar dari waktu ke waktu, sedangkan perubahan emosi lebih mengarah pada munculnya rasa cemas, ketakutan, dan khawatir yang muncul secara mendadak.
Terdapat tiga kondisi utama psikologis wanita yang sedang hamil yaitu kecemasan, depresi, dan bahagia. Kecemasan adalah suatu reaksi emosional kompleks individu yang dipicu oleh situasi spesifik yang dinilai mengancam oleh individu yang mengalaminya. Dalam hal ini, sesuatu yang ditakutkan ataupun yang dikhawatirkan tersebut tidak jelas. Kecemasan yang biasanya meliputi perasaan ibu hamil seperti kondisi janin, apakah janin sehat atau tidak, bisa melahirkan normal atau harus dilakukan tindakan operasi cesar, berkembangnya mitos-mitos yang salah seputar persalinan, dan lain sebagainya. Apabila kecemasan yang dirasakan sudah terlalu mendalam, maka ibu hamil tersebut dapat mengalami depresi terutama bila ibu hamil ini kurang memiliki pengetahun, mental yang kuat, dan dukungan yang cukup dari orang-orang terdekatnya.
Ibu hamil, terutama bagi mereka yang baru mengalami kehamilan pertama cenderung mengalami kecemasan. Salah satu penyebabnya adalah karena kehamilan merupakan sesuatu yang baru dialaminya. Selain itu karena adanya anggapan bahwa proses melahirkan identik dengan peristiwa yang menakutkan, menyakitkan, dan lebih menegangkan dibandingkan peristiwa apapun dalam kehidupannya. Wanita yang mengalami persalinan diibaratkan sedang "menantang maut", "bertaruh nyawa", dan kondisinya digambarkan sebagai "hidup segan mati tak mau". Belum lagi ditambah dengan cerita dari orang-orang sekitar yang pernah melahirkan sehingga hal ini menambah rasa cemas calon ibu. Mereka menggambarkan persalinan yang menakutkan, "aduh ampun, kayak mau mati".
Memang, melahirkan disertai rasa sakit. Seperti pada QS Luqman ayat 14 yang artinya, “... Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,...”. Rasa sakit ini terjadi karena adanya aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan dan pelabaran mulut rahim. Kejadian ini terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim (kantong muskular yang bentuknya menyerupai buah pir terbalik) menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Semua ini terasa menyakitkan bagi ibu.
Umumnya, rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung kemudian menyebar ke bagian bawah perut, mungkin juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya. Sebagian besar ibu merasakannya seperti kram haid yang parah. Ada juga yang merasakannya seperti gangguan saluran pencernaan atau mulas diare.
Sakit atau nyeri kontraksi dalam persalinanan ini dirasakan pada daerah pinggang, punggung, perut, dan pangkal paha. Sebagai efek kontraksi, timbul juga mual, pusing, sakit kepala, muntah, tubuh gemetar, panas-dingin atau bergantian keduanya, kram, pegal-pegal, dan nyeri otot.
Selain sakit akibat kontraksi, sakit lain juga terjadi saat kepala bayi mulai muncul di vagina. Jaringan antara vagina dengan anus (perineum) menjadi meregang sangat kencang akibat kepala bayi mendorongnya terbuka. Ibu merasakan sakit akibat perobekan jaringan. Sebagian besar ibu merasakan seolah-olah bagian bawahanya akan meledak. Ada juga yang menggambarkannya seperti akan membuang kotoran setelah sembelit satu bulan.
Penyebab rasa sakit juga bisa ditimbulkan oleh hambatan fisik dan psikologis ibu saat persalinan. Rasa nyeri akan semakin bertambah karena dua hal ini. Terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan fisik.
Tindakan dokter untuk melancarkan persalinan seperti episiotomi atau penyayatan perineum, penggunaan alat bantu forsep dan vacum untuk mengeluarkan bayi, pemutaran bayi dalam posisi sungsang, atau penggunaan obat pemicu kontraksi seperti induksi, persalinan berlangsung lama, pemeriksaan jalan lahir yang berulang-ulang adalah termasuk hambatan psikologis. Sedangkan yang mempengaruhi psikologis ibu adalah ibu melahirkan sendiri tanpa pendamping, mengalami keletihan, haus dan lapar, berpikir tentang rasa sakit, stres selama kontraksi, takut pada hal-hal yang belum diketahui, tidak siap untuk melahirkan diluar perkiraan, kehamilan yang tidak diinginkan, tenaga medis dan situasi tempat bersalin yang tidak bersahabat.
Sering juga terjadi, baik gangguan fisik maupun psikologis berpadu satu menjadi “lingkaran setan” yang sulit diputus. Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan, secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit. Di samping merasakan kecemasan, kondisi emosi bahagia juga dirasakan oleh wanita hamil. Dengan mengalami kehamilan, berarti dia merasakan menjadi wanita yang seutuhnya. Satu-satunya jalan untuk mengurangi rasa sakit adalah memutus lingkaran setan tersebut.
Oleh karena itu tidak berguna mengkhawatirkan rasa sakit persalinan karena rasa sakitnya dapat lebih parah atau sebaliknya. Ibu yang sangat ketakutan atau menganggap enteng lebih sulit menghadapi persalinan daripada ibu yang harapannya realistis dan lebih siap menghadapi persalinan. Jika ibu mempersiapkan tubuh dan pikirannya, sebenarnya kecemasan akan rasa sakit persalinan dapat diatasi. bahkan mungkin membuat persalinan lebih nyaman dan lebih dapat dihadapi.
Kehamilan merupakan salah satu periode yang akan dialami oleh hampir semua wanita dalam hidupnya. Karena periode ini merupakan peristiwa fisiologis alami di mana seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sperma selama kurang lebih 280 hari atau 40 minggu terhitung sejak hari pertama menstruasi terakhir. Kehamilan bisa menimbulkan perubahan kondisi fisik dan fluktuasi emosi bagi wanita yang mengalaminya. Perubahan fisik dan emosi ini sebenarnya merupakan kondisi normal yang hampir mirip dengan kondisi menjelang masa haid. Perubahan fisik tersebut misalnya bentuk tubuh yang lebih berisi, perut yang semakin membesar dari waktu ke waktu, sedangkan perubahan emosi lebih mengarah pada munculnya rasa cemas, ketakutan, dan khawatir yang muncul secara mendadak.
Terdapat tiga kondisi utama psikologis wanita yang sedang hamil yaitu kecemasan, depresi, dan bahagia. Kecemasan adalah suatu reaksi emosional kompleks individu yang dipicu oleh situasi spesifik yang dinilai mengancam oleh individu yang mengalaminya. Dalam hal ini, sesuatu yang ditakutkan ataupun yang dikhawatirkan tersebut tidak jelas. Kecemasan yang biasanya meliputi perasaan ibu hamil seperti kondisi janin, apakah janin sehat atau tidak, bisa melahirkan normal atau harus dilakukan tindakan operasi cesar, berkembangnya mitos-mitos yang salah seputar persalinan, dan lain sebagainya. Apabila kecemasan yang dirasakan sudah terlalu mendalam, maka ibu hamil tersebut dapat mengalami depresi terutama bila ibu hamil ini kurang memiliki pengetahun, mental yang kuat, dan dukungan yang cukup dari orang-orang terdekatnya.
Ibu hamil, terutama bagi mereka yang baru mengalami kehamilan pertama cenderung mengalami kecemasan. Salah satu penyebabnya adalah karena kehamilan merupakan sesuatu yang baru dialaminya. Selain itu karena adanya anggapan bahwa proses melahirkan identik dengan peristiwa yang menakutkan, menyakitkan, dan lebih menegangkan dibandingkan peristiwa apapun dalam kehidupannya. Wanita yang mengalami persalinan diibaratkan sedang "menantang maut", "bertaruh nyawa", dan kondisinya digambarkan sebagai "hidup segan mati tak mau". Belum lagi ditambah dengan cerita dari orang-orang sekitar yang pernah melahirkan sehingga hal ini menambah rasa cemas calon ibu. Mereka menggambarkan persalinan yang menakutkan, "aduh ampun, kayak mau mati".
Sumber : Babycentre.co.uk |
Memang, melahirkan disertai rasa sakit. Seperti pada QS Luqman ayat 14 yang artinya, “... Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,...”. Rasa sakit ini terjadi karena adanya aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan dan pelabaran mulut rahim. Kejadian ini terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim (kantong muskular yang bentuknya menyerupai buah pir terbalik) menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Semua ini terasa menyakitkan bagi ibu.
Umumnya, rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung kemudian menyebar ke bagian bawah perut, mungkin juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya. Sebagian besar ibu merasakannya seperti kram haid yang parah. Ada juga yang merasakannya seperti gangguan saluran pencernaan atau mulas diare.
Sakit atau nyeri kontraksi dalam persalinanan ini dirasakan pada daerah pinggang, punggung, perut, dan pangkal paha. Sebagai efek kontraksi, timbul juga mual, pusing, sakit kepala, muntah, tubuh gemetar, panas-dingin atau bergantian keduanya, kram, pegal-pegal, dan nyeri otot.
Selain sakit akibat kontraksi, sakit lain juga terjadi saat kepala bayi mulai muncul di vagina. Jaringan antara vagina dengan anus (perineum) menjadi meregang sangat kencang akibat kepala bayi mendorongnya terbuka. Ibu merasakan sakit akibat perobekan jaringan. Sebagian besar ibu merasakan seolah-olah bagian bawahanya akan meledak. Ada juga yang menggambarkannya seperti akan membuang kotoran setelah sembelit satu bulan.
Penyebab rasa sakit juga bisa ditimbulkan oleh hambatan fisik dan psikologis ibu saat persalinan. Rasa nyeri akan semakin bertambah karena dua hal ini. Terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan fisik.
Tindakan dokter untuk melancarkan persalinan seperti episiotomi atau penyayatan perineum, penggunaan alat bantu forsep dan vacum untuk mengeluarkan bayi, pemutaran bayi dalam posisi sungsang, atau penggunaan obat pemicu kontraksi seperti induksi, persalinan berlangsung lama, pemeriksaan jalan lahir yang berulang-ulang adalah termasuk hambatan psikologis. Sedangkan yang mempengaruhi psikologis ibu adalah ibu melahirkan sendiri tanpa pendamping, mengalami keletihan, haus dan lapar, berpikir tentang rasa sakit, stres selama kontraksi, takut pada hal-hal yang belum diketahui, tidak siap untuk melahirkan diluar perkiraan, kehamilan yang tidak diinginkan, tenaga medis dan situasi tempat bersalin yang tidak bersahabat.
Sering juga terjadi, baik gangguan fisik maupun psikologis berpadu satu menjadi “lingkaran setan” yang sulit diputus. Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan, secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit. Di samping merasakan kecemasan, kondisi emosi bahagia juga dirasakan oleh wanita hamil. Dengan mengalami kehamilan, berarti dia merasakan menjadi wanita yang seutuhnya. Satu-satunya jalan untuk mengurangi rasa sakit adalah memutus lingkaran setan tersebut.
Oleh karena itu tidak berguna mengkhawatirkan rasa sakit persalinan karena rasa sakitnya dapat lebih parah atau sebaliknya. Ibu yang sangat ketakutan atau menganggap enteng lebih sulit menghadapi persalinan daripada ibu yang harapannya realistis dan lebih siap menghadapi persalinan. Jika ibu mempersiapkan tubuh dan pikirannya, sebenarnya kecemasan akan rasa sakit persalinan dapat diatasi. bahkan mungkin membuat persalinan lebih nyaman dan lebih dapat dihadapi.
#ODOPfor99days
#Day1
#852words
0 komentar:
Posting Komentar