#DailyBlog Mengatur Keuangan Anak (1)
Sekian lama libur dan ternyata tanpa tantangan kelas bunda sayang IP blog jadi sepi ya hehehehe.
Kali ini tantangan 10 hari Bunsay masuk Level 8. Wah semakin membesar angka semakin menarik tantangannya. Level 8 ini tentang Cerdas Finansial.
Finansial pada anak adalah cerminan contoh yang diteladani dari orang tuanya. Masa kanak-kanak adalah masa menanam benih. Apa yang kau tanam itulah yang akan kau tuai. Mengingat pepatah itu maka sejak Shibaa lahir saya mulai memikirkan cara mengenalkan konsep cerdas finansial ini.
Sejak bayi, mulai diajak untuk mengerti konsep "adanya rejeki". Dari mana rejeki itu datang penting menurut saya. Menanamkan pada anak bahwa "mendapatkan rejeki itu dengan bekerja". Entah bekerja fisik, ataupun bekerja "kebaikan". Kebaikan tanpa pamrih. Terkesan berat dan mustahil ya 😂 tapi nyatanya saat sekarang sudah usia 6 tahun konsep "rejeki" itu dipahaminya dengan cara "bekerja keras".
"Alhamdulillah nak Ayah dapet rejeki karena Ayah sudah kerja seminggu ini"
"Subhanallah, kita punya lauk untuk makan ya nak karena kita selalu baik sama tetangga"
"Alhamdulillah ya nak dapet Angpau lebaran. InsyaAllah bermanfaat dan Shibaa bisa simpan rejeki ini untuk kebutuhan yang bermanfaat ya"
Dengan contoh sounding seperti ini, memudahkan saya mengajaknya mensyukuri atas semua rejeki yang Allah berikan. Mau besar atau kecil, mau berupa uang atau lainnya. Siapa yang bersyukur, Allah akan menambahkan nikmatNya, InsyaAllah.
Di hari pertama tantangan ini, saya ingin naik kelas dalam mengenalkan Cerdas Finansial ala IP. Mencoba membuat porsi-porsi finasial yang pas. Belajar mengatur perencanaan keuangan, mencatat, dan mengevalusinya.
Contoh mini budget ala IP:
Hak Allah : 10% pendapatan
Hak orang lain : 30% pendapatan
Hak masa depan : 20% pendapatan
Hak diri sendiri : 40% pendapatan
Inilah yang kami sepakati untuk naik kelas dalam tujuan Cerdas Finansial.
0 komentar:
Posting Komentar