Menulis Seperti Membuat Skripsi
Assalamu'alaikum
Seringkali proses menulis terbentur dengan banyak macam alasan. Alasan yang menjadi rantai gajah saya adalah TIDAK DAPAT MENULIS. Padahal di setiap tips para penulis adalah "tulis saja yang mau kamu ketik tanpa edit". Tapi tetap saja rantai gajah itu menetap di pikiran saya.
Ditantang untuk menulis blog setiap hari oleh suami juga belum menggugah kemauan saya dalam menulis, malah semakin disuruh nulis blog, semakin males. Sama halnya dengan tugas institut ibu profesional yang mengharuskan setiap membernya memposting tugas di media sosial / blog. Banyak banget alasan untuk tidak menulis. Ckckck.
Kelas menulis online juga pernah saya ikuti tapi malah bikin males buka grup. Tidak ada yang dapat saya ingat semua pesannya. Walau tugas-tugas saya kerjakan.
Tekad saya ingin menulis itu tinggi, sebenarnya. Saya senang ngoprek-ngoprek blog, jaman dulu. Lihat tutorial membuat blog lalu nulis-nulis puisi, atau cerita sehari-hari, atau bahkan meluapkan emosi negattif saya di blog. Itu dulu sih, duluuuuu ketika masi di bangku kuliah sampai belum menikah. Ketika sudah menikah dan punya anak, saya hanya fokus pada perkembangan dan pengasuh anak saya.
Empat tahun sudah usia anak saya, anak saya sudah main mandiri, dan saya 'mengganggur'. Ada kegundahan di dalam hati. Saya harus menulis karena dengan menulis saya dapat memberikan pelajaran yang baik (mungkin) dengan pengalaman saya mengasuh anak. Lagi-lagi karena saya tidak pandai menulis, jadi saya mencari cara lain, ikut pelatihan untuk bisa terjun langsung membagikan kisah pengalaman saya kepada ibu-ibu lain yang membutuhkannya. Hingga saat ini, setelah saya mengikuti semua pelatihan yang sesuai dengan path carier saya, tetap harus MENULIS.
Kemarin, Sabtu 20 Januari 2018, saya bersama beberapa teman alumni Trainer Bootcamp and Contest Batch 18 mengikuti mentoring menulis bersama bunda Sofie Beatrix di Griya Sukses Mulia.
Pertemuan yang hanya 3 jam itu telah mengubah mindset saya dalam memulai menulis. Ilmunya banyak sekali bagi saya sebagai pemula. Karena ternyata menulis itu mudah. Kita harus perkuat WHY-nya. Sama halnya dengan membuat tugas akhir yaitu skripsi dan tesis atau disertasi, yang biasa saya buat. Perkuat di Bab I, Pendahuluan. Kenapa? Karena itulah akar masalah yang akan kita tarik dan dibahas dalam tugas akhir. Jika Bab I lemah, maka akan sulit untuk lanjut ke Bab seterusnya. Pasti banyak sekali revisi yang harus dikerjakan.
Tiga jam kemarin adalah titik balik bagi saya dalam belajar menulis. Apapun bisa ditulis dan tanpa berpikir, begitu Bunda Sofie memberikan pengarahan yang ringan namun jleb bagi saya hahaha.
Apalagi jaman now, teknologi sudah canggih, dengan mengetikkan apa yang kamu ingin tahu tinggal tanya saja sama mbah gugel
0 komentar:
Posting Komentar